August 19, 2013

RADIO, INTERNET, dan BUDAYA “SALAM”

Ketika mulai menekuni thesis, radio menjadi salah satu teman yang saya anggap “mengerti aku”. Mengapa demikian ?

SUMBER GAMBAR : SINI
Coba kita amati cara komunikasi radio. Radio akan selalu broadcast dan menyapa kita kapanpun kita mendengarkannya. Kita bisa menghidupkan kapanpun kita mau dan mematikannya kapanpun kita mulai bosan. Radio tidak akan “marah” dan “ngambeg” ketika kita diamkan, dia akan tetap “bunyi” dan menyiarkan acara yang menyapa pendengar. (Jangan lakukan kepada pacar anda tentu saja). Sembari mendengarkan radio, kita juga masih bisa melakukan hal lain (ini berbeda dengan nonton TV). Atau sebaliknya, kita bisa mengerjakan sesuatu sambil mendengarkan radio. Bagi saya saat ini, teman di kala suka dan duka mengerjakan thesis adalah radio.


Salah satu acara yang menarik dan sampai sekarang masih ada adalah acara REQUEST (putar lagu plus salam). Kedengarannya aneh. Di zaman sms, telpon, internet macam ini, masih ada orang yang berkirim salam lewat radio. Mengapa tidak langsung saja sms, fb, twitter, telpon atau BBMan bila ingin menyapa seseorang ? Bukankah lebih tepat sasaran dengan menghubungi seseorang dengan alat komunikasi tersebut ? Nyatanya masih banyak yang berkirim salam lewat acara musik di radio.

Bila kita rasakan, dikirimi salam di radio atau berkirim salam di radio ternyata menimbulkan rasa yang lain. Bukan komunikasi langsung yang disasar namun membangkitkan suasana diperhatikan,  disapa, bahkan secara eksistensial dianggap ada. Ketika seseorang menyapa rekannya di radio, menyampaikan salam dan memesan lagu, ada perhatian yang disampaikan oleh si penyapa.

Memang, pengalaman saya berkirim salam baru satu kali di tahun 1997. Itu saja saja harus janjian dengan teman-teman untuk mendengarkan siaran radio di jam tertentu. Saat itu, saya harus mendatangi kantor radio, membeli kartu sapaan (seingat saya harganya Rp 100,-) dan menuliskan lagu pesanan serta ucapan sapaan. Memang lama, tapi lamanya usaha untuk menuliskan, terbayar dengan perasaan deg-degkan ketika mendengarkan acara. Deg-degan apakah pesan saya dibacakan dengan benar oleh penyiar, deg-degan apakah teman yang saya sapa juga ikut mengdengarkan radio.  Suasana yang terbangun dalam keterbatasan seringkali memang kita rindukan.

Bila melihat saat ini, acara REQUEST lagu di stasiun radio menggunakan sms, telpon, fb, twitter sehingga lebih dipermudah. Akan tetapi, dengan kemudahan itu, tidak lagi banyak orang yang menyampaikan SALAM (dibandingkan sebelum tahun 200an). Salam pada zaman saya lebih dipahami sebagai sapaan tidak langsung kepada seseorang. Itu terjadi karena keterbatasan media komunikasi. Sekarang, ketika sarana sudah lebih mudah didapat, ternyata SALAM tetap saja digunakan karena memiliki ‘rasa’ yang berbeda. Mungkin lebih mudah langsung berkomunikasi dengan seseorang, namun dengan SALAM, yang dituju bukan komunikasi langsung, namun sarana untuk menyatakan bahwa saya menghargai anda dan menyatakan tetap terhubung dengan anda.
SUMBER GAMBAR : SINI

Saya mencermati bahwa penggemar “salam” di radio berkurang karena munculnya media hiburan lain. Ketika TV dan internet makin diakrabi oleh masyarakat, saya menduga bahwa radio akan hilang, namun ternyata tidak. Walau berkurang pendengar, ternyata radio masih memiliki pendengar setia. Walau kepemilikan “kotak” radio berkurang , namun radio masih memiliki pendengar yang mendengarkan lewat alat lain seperti MP3 player dan HP. Bahkan, radio sendiri sekarang makin luas menjangkau pendengar dengan streaming di internet. (KPK bahkan meluncurkan radio KPK tanggal 17-8-2013 kemaren).

Saya menduga radio akan terus eksis karena radio memang “mengerti kita” dan memberikan suasana nyaman bagi pendengar. Saya kira akan banyak yang tetap mendengarkan radio karena manusia mudah bosan dengan sarana komunikasi langsung yang melelahkan. Masih tertarik dengan salam dan radio ?


Ketika berjalan-jalan di internet dengan tema ini, ternyata seorang teman pernah menulis juga : http://putradaerah.wordpress.com/2007/09/20/radio-someone-still-loves-you/

Powered by Blogger.