Jujur saja, di antara kita pasti ada yang sering menggunakan
ungkapan di atas saat ingin menyapa dan membangkitkan semangat rekan kita dalam
menjalankan tugasnya.
Saat kita ingin memberikan dukungan kepada
rekan kita yang sedang berusaha untuk menyelesaikan suatu tugas, atau sekadar
menyapa pacar di saat sedang bekerja, sering kita menggunakan ungkapan di atas.
Namun, saat iseng-iseng mencari makna dari
ungkapan tersebut di KBBI, saya dibuat heran. Kata “semangat” merupakan kata
benda (nomina), yang berarti: 1) roh kehidupan yang menjiwai segala makhluk,
baik hidup maupun mati, 2) seluruh kehidupan batin manusia, 3) isi dan maksud
yang tersirat dalam suatu kalimat, 4) kekuatan (kegembiraan, gairah) batin, 5) perasaan
hati: terpengaruh oleh, 6) nafsu (kemauan, gairah) untuk bekerja, berjuang dan sebagainya.
Nah, dari keenam arti di atas, ungkapan
“semangat ya!” masuk ke makna yang mana?
Kita sebenarnya mengandaikan saat diberi
semangat dengan sapaan kata “semangat ya!”. Artinya, kita paham bahwa orang
yang menyapa itu sedang mencoba untuk mengajak kita tetap bersemangat dalam
kegiatan yang sedang kita upayakan. Kita diminta untuk tetap bersemangat.
Bila kita coba untuk melihat dari sinonim
kata “semangat”, akan muncul kata seperti: (hawa) nafsu, antusiasme, api, arti,
atmosfer, batin, dorongan, energi, gairah, gelora, intensi, intensitas, jiwa,
karakter, kehidupan, keinginan, maksud, motivasi, nada, psike, roh, sifat,
spirit, suasana (hati), substansi, sukma, temperamen, vitalitas, watak, dan
lain-lain.
Kembali, pertanyaan yang sama: bila
ungkapan “semangat ya!” dilihat dari sinomin kata “semangat”, manakah makna
yang paling dekat yang bisa digunakan untuk menggantinya? Bisakah digunakan
ungkapan, misalnya: “gairah ya!”, “nafsu ya!”, “spirit ya!”, “ayo gairah”, “ayo
api!”.
Dengan melihat dua percobaan di atas (makna
di KBBI dan sinonim kata), saya semakin yakin bahwa penggunaan sapaan “semangat
ya” merupakan suatu ungkapan yang menarik untuk dibahas.
Pertama, bisa dipahami bahwa sapaan “semangat ya!” merupakan suatu upaya
memberikan semangat kepada pihak yang disapa. Bila dipanjangkan, ungkapan
tersebut mungkin sekali berarti: Aku
berharap bahwa kamu tetap bersemangat dalam menjalankan aktivitasmu. Atau, Aku harap kamu tetap menjalankan aktivitas
dengan penuh semangat. Demikian kira-kira maksud dari sapaan, “Semangat ya!”. Dan kita semua maklum
adanya, entah pemberi semangat maupun yang diberi semangat.
Akan tetapi, kok mudah sekali menggunakan
kata “semangat” untuk menyemangati? Bila memang demikian, bisakah digunakan kata
benda (nomina) yang senada untuk mengungkapkan sapaan di lain situasi? Misalkan,
terhadap orang yang sedang bersedih, kita gunakan “kegembiran ya!”. Atau untuk kegiatan lain yang senada,
misalkan untuk memotivasi seseorang, kita gunakan kata “motivasi ya !” , “ayo
motivasi!”
Kedua, bisa juga, dan inilah dugaan saya, inilah suatu pembentukan ujaran
performatif baru khas generasi milenial di Indonesia. Suatu “ujaran” yang dalam
waktu bersamaan juga merupakan suatu “pekerjaan” yang mengungkapkan suatu
tindakan tertentu. Misalkan, kita minta maaf pada seseorang, kita menggunakan
kata “Maaf ya!”. Suatu “tindakan” meminta maaf, dilakukan dengan mengucapkan
kata “maaf”. Contoh lain adalah sapaan “Selamat Pagi!”. Kita melakukan “tindakan”
menyapa dengan mengucapkan kata “Selamat Pagi!”.
Prinsip sederhananya, ujaran performatif
itu dapat dilihat saat suatu kata sekaligus merupakan suatu tindakan (when words are actions). Saat seseorang
mengatakan sesuatu, dia juga melakukan sesuatu. Bisa dilihat saat kita:
memesan, berjanji, meminta maaf, mengingatkan, menikahi, dan lain-lain. Demikian
logika sederhana tentang apa itu ujaran performatif. [Yang ingin memperdalaman,
bisa mulai dengan tayangan ini: https://www.youtube.com/watch?v=jEvwd0vxF6w
atau https://www.youtube.com/watch?v=LgmpbXIGpcc;]
Nah, kembali ke ucapakan “semangat ya!”,
bisa jadi merupakan suatu ujaran performatif, suatu bentuk ungkapan yang
dipahami sebagai suatu tindakan performatif. Bisa jadi, inilah genialitas sapaan
khas milenial Indonesia yang dipahami bersama sebagai bentuk memberikan
semangat. Saya katakan khas milenial Indonesia karena di era 90’an, ungkapan
“semangat ya” belum terdengar, jarang terdengar, atau belum diungkapkan.
Pada zaman dahulu, bila orangtua, misalnya,
ingin memberikan semangat kepada anak-anaknya dalam belajar, dia bisa jadi akan
mengatakan: “Nak, rajinlah belajar agar bisa masuk sekolah yang kamu
cita-citakan. Di sini, pemberian semangat dilakukan secara khusus, sesuai
dengan kegiatan yang sedang dilakukan.
Atau seorang pelatih bulutangkis saat
menunggui anak didiknya bertanding akan mengatakan “Ayo,kamu bisa!”, “kerahkan
seluruh upayamu!”.
Dari mana datangnya ujaran dan pemahaman
“semangat ya!”. Dugaan saya, kekuatan kata-kata ini muncul dari komunikasi via
teks. Berkurangnya komunikasi tatap muka langsung, walau sudah disiasati dengan
adanya emoticon maupun video call, membentuk
mode komunikasi yang singkat. Siasat untuk menyemangati orang, tak lagi harus
dengan banyak nasihat dan spesifik, tetapi sederhana, umum, dan mudah dipahami
bersama.
Saya cenderung untuk tidak menyebutnya
sebagai suatu salah kaprah dalam pemakaian bahasa, tetapi lebih pada suatu penemuan
genial generasi milenial (yang pas untuk kids zaman now).
Selain siasat karena keterbatasan teks,
ungkapan “semangat ya!” sangat mungkin muncul dari alih bahasa ungkapan bahasa
Jepang “ganbatte” maupun dari bahasa
China “Jia You” (Caiyo). Masuknya
budaya Jepang melalui komik, film kartun, sinetron jepang (dorama), maupun
lagu-lagu, membawa serta dialog-dialog khas yang ditangkap oleh generasi
milinial. Ungkapan “ganbatte” yang
merupakan kependekan dari “gambatte kudasi”
dengan arti “berusalah yang terbaik/lakukan sebaik mungkin”, digunakan ke dalam
percakapan sehari-hari dengan ungkapan “semangat!”.
Dari alih bahasa yang diakrabi oleh
generasi milinial ini, muncul siasat berbahasa yang baru, menyemangati dengan
menggunakan kata “semangat”. Ungkapan ini akhirnya diterima dan digunakan oleh
pengguna bahasa Indonesia. Hasilnya, hampir semua orang sepakat dan memahami
maksud saat seseorang mengungkapkan “Ayo semangat!” kepada orang lain, berarti
dia sedang mengatakan “ayo bersemangatlah dalam menjalankan kegiatanmu!”.
Semangat kakak!