Ketika merah dan biru bertemu, muncullah warna ungu. Warna, kata orang, hanya tampak lewat mata karena sebenarnya ia adalah sinar yang tidak terpantul dengan sempurna lewat suatu benda. Benda tidak berwarna ungu, tetapi menyerap dan memantulkan sinar ke mata kita dengan cara yang khas. Kekhasan setiap benda itulah yang menghasilkan warna yang dapat ditangkap mata. Ungu tidak dapat berdiri sendiri, selalu ada dalam benda. Ada sandal ungu, ada baju ungu, ada celana ungu, ada cat ungu, ada pensil ungu, ada asap ungu, ada topi ungu, tetapi tidak ada ungu sendiri. Aristoles sudah membahasnya sejak lama, tetapi bukan hal itu yang menarik di malam sebelum dimulainya puasa tahun 2010.
Yogyakarta sedang diberondong dengan warna ungu dalam berbagai manifestasinya. Kusebut Yogyakarta karena aku melihatnya di Malioboro, jendela Yogyakarta. Ketika aku mencoba berjalan menyusuri Malioboro, aku bertemu dengan beberapa orang yang memakai baju (kaos ) dengan warna ungu. Bukan hanya cewek tetapi juga cowok. Bukan hanya kaos, tetapi juga kerudung, celana, bahkan sandal ungu. Malam itu, aku merenung, ada apa dengan Ungu ?
Mengapa Ungu ? bagiku, warna ini cukup unik. Banyak orang mengatakan bahwa warna ini identik dengan Janda. Mengapa janda diberi warna ungu ? Sebentar, ...dalam kegiatan liturgi umat katolik, warna ini identik dengan pertobatan, kurban, serta penantian. Tak heran, masa Adven ( Adven=penantian, sebelum Natal) dan Pra Paskah (sebelum paskah) menggunakan warna ini sebagai warna dominan. Apakah ada hubungannya ? kelihatannya.
Pertanyaan tentang ungu dan janda belum terjawab. Mengapa ungu identik dengan warna janda? Siapakah janda ? seorang wanita yang pernah bersuami, kemudian tidak lagi bersuami, entah karena bercerai atau karena ditinggal mati suami. Janda adalah lambang kesendirian, juga bernuansa bekas, atau juga pengalaman. Di sisi lain, janda juga dekat dengan perjuangan, kemandirian. Bila dikaitkan dengan istilah GARWA ( siGARaning nyaWA: belahan jiwa) dalam bahasa Jawa, seorang Janda berarti hanya punya separuh nyawa. Dengan demikian, janda berarti ketidaklengkapan, ada sesuatu yang kurang. Janda menjadi lambang kekuranglengkapan ( berbeda dengan kekurangan). Mengapa tidak perempuan saja ? atau wanita ? janda adalah sebutan karena ada istri, ada ikatan normatif lelaki dan perempuan. Di luar ikatan resmi itu, ada sebutan bagi mereka yang “bekas” yaitu janda dan duda.
Pertanyaannya adalah mengapa Ungu adalah warna Janda ? Pertanyaanya bukan mengapa janda berwarna ungu. Masih dalam pencarian, ini tentang ungu dan bukan tentang janda. Janda hanyalah salah satu manifestasi dari Ungu ini. Pencarian ini masih berlanjut.
Dalam bahasa Inggris, ungu disebut Violet. Selain menyatakan warna, ia juga nama bagi tanaman serta nama yang ber-genus feminin. Di sini, ungu adalah wanita. Ada kedekatan juga, tidak langsung menyatakan janda, tetapi menyebut perempuan.
Sedikit rangkuman, ada nuansa feminin dalam warna ungu, di samping nuansa kesedihan. Selain itu, ungu juga memuat nuansa pertobatan, kurban, penantian. Mungkinkah mereka yang bertobat, menanti, dan berani berkorban adalah perempuan ? ataukah Perempuan adalah yang selalu menjadi korban ? Entah, yang pasti, aku akan tetap bertemu dengan Ungu ini di waktu mendatang. Selamat Malam.
August 17, 2010
UNGU ?
Diposkan oleh Mahatma di Tuesday, August 17, 2010
Label: janda, perempuan, perkawinan, pertobatan, ungu, yogyakarta
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Powered by Blogger.
Copyright © 2011 mahatmaberkata-kata
Designed by headsetoptions, Blogger Templates by Blog and Web
4 komentar:
Pertamax!! :D Nice post ter! :)
bagaimanapun aku mencintai ungu sampai saat ini meski merah dan orange lebih banyak mewarnai hariku..:)
tengkyu mas!
...dan ungu itu mengada dalam raga yg nyata :)
Memang ungu itu indah banget lebih indah dari warna pun.....Aq pling g suka kalau warna ungu ditertawakan hanya dia warna yang sudah ber image 'janda'....Maju Ungu...
Post a Comment
Silahkan berkomentar bila ada reaksi setelah membaca tulisan di atas.
Terimakasih.