Pulang dari kuliah, hal pertama yang sering kulakukan
adalah pergi ke ruang makan, mengambil gelas, minum air dingin dari dispenser
sambil membuka KULKAS yang terletak di sampingnya. Dan, seperti biasanya,
isinya ....kosong.
Aku tahu bahwa KULKAS dua pintu itu kosong, masih menyimpan
ruangan yang sangat lega untuk memasukkan aku sekalipun. Akan tetapi, tiap kali
aku melihatnya, aku selalu ingin membuka. Berharap, seakan ada sesuatu yang
bisa melegakan kehausan atau berharap bahwa KULKAS itu akan berperan laksana
kantong ajaib pak Janggut yang mengeluarkan benda sesuai kebutuhanku. Biasanya
memang kosong, dan selalu akan kosong.
Bila dicermati, KULKAS itu berdiri megah, dengan nuansa
dingin bila dibuka, tapi isinya tak sebanding bodynya yang megah. Di pintu
atas, biasanya tersedia es batu standar kotak-kotak kecil, dan es batu besar
dengan plastik sebesar mangga. Kadang ada juga es krim sisa perayaan ulang
tahun,tapi tetap saja masih banyak ruang kosong di dalamnya.
Di pintu bawah yang lebih besar, biasanya ada beberapa telor
asin, roti tawar untuk sarapan, susu cair tanpa lemak, keju kraft lembaran
serta satu atau dua apel di rak paling bawah. Sisa sambal yang cukup enak
kadang juga masih ada, tapi kebanyakan....ruang kosong.
Aku tahu bahwa KULKAS itu kosong, dan biasanya akan tetap
KOSONG, tapi selalu ada keinginan untuk membukanya, dan berharap ada sesuatu
yang bisa memuaskan hati. Setelah kutanyakan, ternyata hampir semua penghuni
rumah juga melakukan hal yang sama. Menyempatkan diri membuka KULKAS dengan
harapan ada sesuatu yang baru, yang lain dari biasanya yang bisa menjadikan
semangat. Yang menjadi semangat bukan pengalaman mendapatkan sesuatunya, tapi
pengalaman berhadapan dengan KULKAS yang selalu kosong dan keinginan untuk
membukanya.
Aku mencoba memahami bahwa gairah untuk bertindak, melakukan
sesuatu (membuka pintu KULKAS) adalah suatu harapan. Harapan itu menempatkan
suatu tujuan di depan sana, dengan tetap terbuka akan adanya surpraise. Ada misteri dalam suatu harapan
dan itulah keindahan harapan.
Apakah memang seperti inilah menjadi manusia yang selalu
belajar berharap ? Memiliki semangat bahkan dalam rutinitas dan kebosanan (tahu
bahwa KULKAS biasanya kosong) karena yakin bahwa ada misteri, ada
"sesuatu" di depan sana yang menggerakkan.
KULKAS di ruang makan tetap saja berdiri kokoh, tertutup,
dan mungkin akan selalu kosong, tapi orang-orang di hadapannya itulah yang
selalu menyimpan harapan akan yang menggerakkan untuk selalu membuka dan
membuka terus.
(untuk teman-temanku yang akan berangkat PROYEK HARAPAN)
Sumber gambar : SINI
4 komentar:
iya sejak tidak banyak makan yagn dingin dingin memang jarang buka kulkas, tapi setelah di pikir pikir betul juga tulisanmu ini.. Dulu sering lihat lihat kali kali ada hal yang menarik untuk di lihat ya...
@applausr : hehehe....tiap deket kulkas bawaannya pengin buka, padahal ya tahu kalo isinya paling kosong hehehe...
seneng bacanya... ini juga jadi kebiasaanku om klo pulang dari pergi. hehe.. enak dingin, bahkan suka ngadem dulu didepannya :D
terima kasih membukakan mata, hal yang biasanya ternyata punya makna diluar dari biasanya. :))
hehehe...selamat ngadem ya !
Post a Comment
Silahkan berkomentar bila ada reaksi setelah membaca tulisan di atas.
Terimakasih.