Bagaimana bisa disimpulan bahwa DOMPO adalah khas bagi orang SOLO ? Ada yang mengatakan bahwa bila ke SOLO belum makan gudeg ceker margoyudan, belum ke SOLO. Yang lain mengatakan bahwa ke SOLO tanpa makan tengkleng pasar klewer rasanya kurang jos. Ada yang melihat bahwa dolan ke SOLO belum lengkap bila belum mengunjungi PGS, Gladag Langen Boga atau mengunjungi keraton. Atau ada yang menempelkan SOLO dengan Batiknya, dengan kekhasan 2 keratonnya, dengan Srabinya, dengan City Walknya, dengan HIKnya, dengan Srondengnya, dengan Soto Triwindu, dengan Warung Sate Jamu/Sengsu di setiap tempat, bahkan ada yang mengidentikkan SOLO dengan perempuannya yang perkasa.
Saya sudah 2 tahun tinggal di SOLO, dan saya ingin menambah satu lagi kekhasan SOLO dengan DOMPOnya. Bagi Wong SOLO, dompo bukan hal baru. Dompo adalah sebutan bagi penyakit kulit akibat virus bernama herpes zoster. Penyakit ini mulai dengan gatal-gatal yang bila digaruk kemudian akan melepuh dan terasa panas. Gatal-gatal ini disertai warna merah dan akan mudah melebar. Mulai dari satu titik seperti gigitan nyamuk kemudian bisa melebar. Bila terlambat menangani, penyakit ini akan membuat kulit “menyoyoh”, seperti luka yang belum kering.
Saya sebut DOMPO khas SOLO karena hampir tiap orang yang saya tanyai tentang DOMPO selalu tahu dan mengatakan pernah mengalami sakit dompo. Entah menyerang bagian apapun, dan disebabkan oleh apa, saya tidak tahu. Yang pasti, orang SOLO sudah tahu obatnya dan mudah menyembuhkannya. Penyakit ini bahkan bisa lebih dari satu kali diderinta. Saya yang baru pertama kali menemui ”jenis” penyakit semacam ini mulanya kaget, takut, dan bingung. Kelihatannya menyeramkan sekali. Mungkin ini penyakit yang khas SOLO. Penyakit endemik khas SOLO. Oleh karena itu, saat bulan februari lalu, muncul titik kecil sekitar 1 cm2 di pundak dan terasa panas, saya langsung curiga, jangan-jangan ini juga DOMPO.
Segera, saya tanya orang-orang asli SOLO dan ternyata benar. Teman-teman segera memberikan obat berupa salep dan obat yang diminum, Acyclovir. Mungkin mereka semua punya persediaan di rumah sehingga tiap orang menawarkan hal yang sama pada saya. Selang 4 hari, rasa gatal dan panas hilang. Syukur, saya sudah terbebas dari DOMPO. Syukur, akhirnya saya menjadi orang SOLO.
Bagi orang yang sering berkunjung ke SOLO, mungkin suatu saat akan belum plong bila belum pernah kena DOMPO. DOMPO telah membap
tis saya menjadi orang SOLO.
Kata beberapa orang, domponya orang SOLO diakibatkan oleh serangga seperti di atas. Katanya sih namanya TOMCAT.gambar dikutip dari : http://www.sileah.com/wp-content/uploads/2009/07/serangga.jpg
Dompo ini memang menggoda karena tahu-tahun setahun setelah tidak di SOLO, saya kembali terkena. Tangan kanan ada bintik merah, panas dan muncul gejala seperti cacar air, seperti herpes (memang herpes) dan kembali saya obati dengan Aciclovir. Tentang bagaimana dan seberapa ampuh obat itu, saya sertakan link agar pembaca bisa lebih yakin karena obat ini dijual di apotek terdekat tapi perlu dosis yang tepat khan ?
1. link dari Si Pembuat Obat, Kalbe. bisa dilihat di SINI.
2. link dari toko Farmasi. bisa dilihat di SINI.
3. link dari web tentang obat. bisa dilihat di SINI.
Selamat Mencoba !
April 17, 2010
DOMPO : Baptise Wong SOLO
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Powered by Blogger.
Copyright © 2011 mahatmaberkata-kata
Designed by headsetoptions, Blogger Templates by Blog and Web
25 komentar:
wah, saya juga baru terserang di dua tempat sekaligus
@ hasssan : sediakan acyclovir di rumah hehehe...
wah semoga saya kalau ke Solo nggak terkena
wasyemm.. moso penyakit endemik to?
Aku ya pernah kena dompo sih.. tapi sejak di bandung, sudah hampir 4 tahun ga pernah kek gituan.. iya juga ya, ada apa..ada apa..
makasih,kang,informasinya mengena banget,tapi cara pencegahannya ada nggak ya?sobat kang Atma yang dosen kedokteran uns itu nbok ya dijawil buat penelitian gitu lho?apa sudah?
eh,jadi ingat sama "nurdin m top" yang pernah lama di solo,kira-kira...kena nggak ya....jadi pengin dengar misuh-misuhnya dia dulu.........diobati pakai apa ya?sayang,mau konfirmasi diannya dah mati...untung nggak di bom itu"brontok"kalau dibom tanggane ya melu tulung-tulung!
@ ajengkol : hehehe...tunggu aja nanti bisa kena lho,...
@ ardian eko : sepurane mas, iki mung mergo aku melu ngrasakke ae susahe dadi wong SOLO hehehe
@anonymous : pencegahannya jaga stamina tubuh, aja gelem gampang stress, kui jare pak dokter...
makasih kang,tapi sorry ya?kang Atma kok bisa kena juga?lagi mikir apa hayo? jangan marah ya kang ?becanda....
oh,iya kang cara pencegahannya makan srabi aja yang banyak,dompo kan nek ora ditambani kaya srabi...
Wah yo emoh no yen ke Solo koq disuruh ngicipi dompo. hehhehe
Salam bentoelisan
Mas Ben
@anonymous : hehehe...srabi dompo ? saingane notosuman ya ?
@ mas ben : ora usah ngicipi, dompo sing bakal teko dewe hehehe...
Mugo-mugo nek nang Solo rak melu keno dompo...
penyakit horor iki
@xitalho : nek ming dolan ae jarang keno mas, paling nek rada suwe di solo
@annosmile : sejauh anda jalan-jalan ke kota2 di Indonesia, ada penyakit kayak gini gak hehehe...
seumur-umur aq urip di solo kok belum pernah keno DOMPO nen yo??
mugo2 jangan sampai deh...
@ahmedfikreatif : semoga gak kena..hehe..tapi di pernah ketemu to ?
keknya aku pernah dah kena penyakit yang kayak gitu.gak nanggung nanggung, kena bagian pangka* paha, sakit banget rasanya
njenengan dapat award dari blog saya, monggo diambil...dan dijalankan kewajibannya...suwun
njenengan dapat award dari blog saya, monggo diambil...dan dijalankan kewajibannya...suwun
@alief : baru saja aku kena lagi, ternyata dikasih minyak tawon lebih jos, tidak membekas, halus lagi. heheheh..
@ indra : matur nuwun le, piye yo carane muterke...
saya asli solo,dari kecil saya belum pernah kena
tapi setelah saya pindah ke purwodadi hampir tiap hari saya kena..
sekarang serangga ini sedang menyerang kota surabaya.. serem..
aku nang cikarang keno dompo kie...
@Anonymous: biasanya karena badan lagi gak sehat
Wao bagaimanapun solo memang keren, banyak wisata sejarah hingga alam yang mempesona
Post a Comment
Silahkan berkomentar bila ada reaksi setelah membaca tulisan di atas.
Terimakasih.