October 15, 2012

VESPA, Solidaritas, dan “Hormat VESPA”

VESPA-ku, sedang servis di Pak TOMO
Menjadi pengguna VESPA memiliki beberapa keuntungan.  Salah satunya adalah sapaan yang hangat dari pengguna VESPA yang lain.



Pada tahun 2004-2008, saya menggunakan VESPA di Jakarta. Mulai tahun 2010, kembali saya menggunakan VESPA di Yogyakarta. Entah di Jakarta, atau di JOGJA, sapaan dengan klakson dari pengguna VESPA lain merupakan moment paling menyenangkan ketika mengendari VESPA di jalanan.  Ketika sedang asyik menyusuri kota Yogyakarta, tiba-tiba ada pengendara VESPA yang berpapasan dan membunyikan klakson tanda menyapa. Tak lupa, saya juga kembali menyapa dengan membunyikan klakson saya yang seadanya. Sapaan adalah salah satu upaya membangun relasi. Komunikasi bisa dimulai dengan sebuah sapaan.

Entah sejak kapan, kebiasaan menyapa dengan membunyikan klakson antar pengendara VESPA ini tumbuh laksana jamur. Akhir tahun 1980an, saat Bapak saya juga masih menggunakan VESPA, sapaan saling mengklakson antar pengguna VESPA belum banyak (seingat saya). Sekarang, tanpa diminta, setiap pengguna VESPA otomatis akan menyapa pengguna yang lain. Memang kebanyakan pelaku adalah anak muda atau mereka yang masuk dalam komunitas pengguna VESPA, namun lama-kelamaan, semua pengguna VESPA juga melakukannya.

Saya kepingin tahu. Sapaan dengan klakson itu memberi kesan bahwa kita sama, kita adalah sesama pengguna VESPA. Konsekuensi logis dan sapaan sebagai sesama itu adalah bahwa muncul solidaritas. Solidaritas sebagai sesama pengguna VESPA. Menumbuhkan kesadaran sebagai sesama adalah yang pertama, solidaritas akan mengikuti kemudian. Bukankah hal ini sangat mengesankan ? Bisakah dikenakan untuk komunitas di luar pengguna VESPA ?

Pengalaman seorang teman sesama pengguna VESPA menegaskan solidaritas itu. Ketika VESPA-nya mogok di jalan, ada pengguna VESPA lain yang dengan murah hati mendekati dan menolong. Tidak hanya membetulkan, bahkan dia pernah dipinjami ban serep VESPA. Masih menurut cerita teman saya itu, ada beberapa pengguna VESPA yang sengaja putar-putar di JOGJA dengan tujuan menolong pengguna VESPA lain yang mengalami masalah VESPA di jalan. Kembali lagi, saya tertegun dengan ceritera ini. Darimana semua itu berasal ?

Saya mulai menduga-duga, darimana asalnya solidaritas itu ? Apakah solidaritas itu muncul karena kesamaan nasib ? Nasib yang bagaimana ? Situasi jadi korban ? jadi ingat bagaimana dulu orang-orang nusantara merasa senasib dijajah lalu bersolider berperang.

Pertanyaannya, Mengapa para pengguna motor bebek tidak punya solidaritas yang sama ? Apakah karena vespa termasuk motor lawas ? Mengapa pengguna motor lawas tidak melakukan hal yang sama ? Yang jelas, bukan karena lawasnya. Lalu darimana solidaritas itu bisa muncul ?

Saya jadi ingin membandingkan dengan para pecinta MOGE. Salah satu hal yang membuat saya jengkel ketika mengendarai motor atau mobil di jalan adalah ketika melintas gerombolan pengendara MOGE. Kejengkelan itu muncul karena mereka biasanya menggunakan “Voorijder” dan berjalan kencang, memotong jalan dan tidak menghiraukan pengendara yang lain. Kesan itu bertolak belakang dengan kesan pengguna VESPA yang santai dan menikmati jalan serta identik dengan solidaritas. Sekali lagi, darimana datangnya solidaritasnya ?

Bila memang masih terlalu sulit mencari, baik bila dibiarkan saja. Yang penting adalah bahwa dengan mengendarai VESPA orang bisa bersolider dengan pengendara yang lain. Ada kebanggaan untuk bertindak solider. Identitas sebagai orang yang solider tiba-tiba muncul begitu seseorang mengendarai VESPA.

Kira-kira logika ngawurnya begini : Sesama pengendara Vespa adalah solider. Saya adalah pengendara Vespa. Karena saya pengendara Vespa, saya solider. Sederhana, mungkin tanpa alasan luhur sok moralitas apapun, bahkan bisa karena fashion saja, namun efeknya berlipat ganda. Yang penting kita bisa lihat hasilnya : solidaritas. Bagaimana dengan komunitas lain ?

Tak heran, di kampung-kampung, gerombolan anak yang berjumpa dengan pengendara Vespa akan segera berseru “HORMAT VESPA”…..

45 komentar:

Andy MSE said...

bapak saya penggemar vespa. saya masih ingat dulu waktu kecil sering dibonceng naik vespa ke mana-mana, kadang dekat-dekat saja, sesekali ke luar kota dari kendal sampai ke semarang, solo, dan kota lainnya.
saya sendiri hanya sekali menggunakan vespa sebagai kendaraan pribadi (setahun dua tahun di awal 90an) karena kurang suka dengan vespa yang menurut pandangan saya tidak gesit.
akhir2 ini saya ingin memiliki vespa. betapa terkejutnya saya ketika mengetahui dari www.id.vespa.com/px bahwa px150 baru harganya 60 juta... ck..ck..ck...

Anonymous said...

suatu ketika ban vespa saya kempes. Ada ban serep juga. ketika saya mulai mengganti ban, tiba2 ada bapak2 pengguna vespa berhenti. melihat saya, berkenalan, dan langsung membantu.
setelah selesai, kami melanjutkan perjalanan masing2.
kejadian seperti ini, tidak pernah terjadi pada pengguna kendaraan lain.

applausr said...

saya kalau ngomongin vespa inget waktu masih SMA dulu.. punya teman naik Vespa... luar biasa ngebutnya....

Mahatma said...

@Andy MSE : memang kalo vespa yang baru itu mahalnya selangit om hehehe...kalo yang second ya murah, barang 2-3 jutaan udah dapet hehehe...kelihatannya sih diciptakan seperti lagu menthog-menthog hehehe...anti gesit

Mahatma said...

@Anonymous : itulah yang membuat saya terheran-heran juga, menjadi begitu mudah menolong ya ?

Mahatma said...

@applausr : memang ada zamannya vespa dipakai di italy sebagai motor balap, sprint itu contohnya....

Unknown said...

Opa-Omaku dulu buka bengkel vespa di daerah Lempuyangan :D
*sing penting melu komen*

Mahatma said...

@Stella Vania : hehehehe....vespa merupakan nostalgia juga ternyata

HeruLS said...

Solidaritas itu karena ada kesamaan dan ada kemauan saja.
Tapi, sampai sekarang saya belum pernah menemukan apa menariknya naik Vespa.
Sewaktu SMA dulu pernah pinjam vespa kawan, rasanya biasa saja. Entahlah.

Mahatma said...

@HeruLS : yang menarik solidaritasnya, kalo tentang naik vespa, tentu selera pribadi, bukan masalah efisiensi tapi kenikmatan pribadi tentu saja

Unknown said...

salam vespa ma...q org kalimantan barat

Anonymous said...

Anak saya berumur 11 Tahun, kalao ketemu vespa selalu hormat, entah dari mana dan dari siapa yang ngasih tahu,katanya vespa itu nenek moyangnya sepeda motor,.....hehehe lucu juga

priyo said...

saya juga pengguna VESPA ..
SAlam deh buat anak2 Vespa ..

tetAp solideritas

kita itu sama 2 (sama2 ga ganteng )

www.inivespaku.tk

Mahatma said...

@ agus purnomo : salam VESPA mas agus purnomo,
di KalBar banyak juga penggemar VESPA ya ?

Mahatma said...

@anomymous : VESPA nenek moyangnya sepeda motor ? hehehe....mantab...malah baru tahu saya,..anak2 itu, dari mana ya budaya hormat VESPA ?

Mahatma said...

@PRY : hahaha..salam SOLIDARITAS bung !
menarik sekali, KITA SAMA-SAMA gak GANTENGHehehe...

Anonymous said...

Salam seluruh pengguna VESPA

AV said...

ya, begitulah kalo pake Vespa..........., menyenangkan. Lebih baik naik Vespa...,

Mahatma said...

AV : hehehe..mari naik Vespa bung...

Permana said...

lihat bentuknya saja udah suka.... seperti iklannya......lebih baik naik vespa....

Mahatma said...

@ Permana : iya, iklan menarik, sampai saat ini juga masih relevan hehehe....salam vespa !

SuryoKusumo said...

jadi inget waktu dulu balapan vespa...yang satu knalpote lepas...yang satue ban'e belakang yg lepas...wakwakwakwakwak

Anonymous said...

saya pernah memakai vespa kira2 3 thn. pernah suatu ketika vespa saya mogok dan juga pernah kehabisan bensin....saya ditolong oleh sesama pengendara vespa. coba klo saya pake kendaraan lain pasti saya dicuekin g ada yg nolong..emang bener2 solidaritas vespa sangat tinggi dan g mungkin kendaraan lain spt ini...VIVA VESPA

Anonymous said...

solidaritas vespa mungkin timbul dari rasa sama2 pernah mengalami susahnya ketika vespa kita mogok, entah ban kempes, kehabisan bensin, busi mati dll...ketika sang vespa mogok jalan maka pengendara menuntun vespa yg lumayan berat..sehingga dr situ timbul perasaan "jika vespa saya mogok n g ada yg bantu pasti hari susah sekali maka klo ada yg sedang kesulitan akan saya tolong"...

Unknown said...

di puncak ada namanya villa cholibah... villanyua sih sama aja namnya juga Puncak!... tapi unikmya keseluruhannya pakai vespa. dari ojek,patroli satpam, pengantar beras, air galon dll, dulu selain motor vespa, yang lain di larang masuk. sekarang sudah agak mengendur kayaknya. usul punya usul CMIIW pemiliknya adalah Aussie alias orang bule sebrang yg terkesima dgn vespasemenjak pertama dia datang ke Indo. karena daerah property dia yaaa suka2 dia lah... hehehe dan kebetulan orang sekitar pun mendukung. vespa temen ane sampe di reparasi gratis gara2 mogok ketika survey kesitu acara kampus. sampai sekarang ane slalu mengenalkan tu tempat ke junior... hehehe


Adul Ciputat tang-sel
Salam Oper Gigi Tangan Kiri"

Mahatma said...

@Samuel Suryo : hehehe....vespa dipake balapan, seperti tetangga depan rumah saya, yang copot malah kakinya je hehehe....

Mahatma said...

@Anonymous : ya...saya sendiri juga sering disamperin pengendara vespa saat mogok, ditungui saat memperbaiki, ditolong sampai hidup lagihehe...

Mahatma said...

@ADul Dejadul : wah...bisa jadi referensi nih, menarik untuk dikunjungi n ditulis...villa cholibah...salam Oper Gigi Tangan Kiri...

Anonymous said...

saya belajar naik motor pertama kali pakai vespa bapaku keluaran tahun 66. walau dah jelek bikin kangen lihatnya. kalau pulang kampung pasti mengelus-elusnya.....he he he

Mahatma said...

@anonymous : ngangenin memang hehehe...jangan hanya dielus2 tuh, dipanasi sambil muter2 juga...

scooterist said...

Apa yang disampaikan itu benar semua.. saya sebagai scooterist bangga menggunakan vespa.. lebih baik naik vespa bro..

Mahatma said...

@scooterist : salam VESPA, lebih baik naik vespa memang bung !!!

ekokuslas said...

naik vespa memang asyik, gak tau nikmatnya di mana? Solidaritasnnya mungkin dan saya naik vespa itu sejak saya kuliah tahun 90 sampai sekarang saya kerja bahkan vespa merupakan kendaraan sehari hari saya,....salam vespa mania...

Mahatma said...

@ekokuslas : wah,mas eko tipe setia berarti, sejak tahun 90 an je hehehe.. salam vespa

Anonymous said...

cerita heroik dari para penggemar vespa saya rasakan ketika vespa saya mogok waktu dipinjem bapak saya trus ada temen dari penggemar vespa yang lain yang bantu bapak saya di jalan!
Terima kasih teman-teman, semoga tradisi ini tidak luntur!

Mahatma said...

@anonymous : vespa memang lekat di hati karena menyentuh emosi hehehe

Anonymous said...

vespa-vespa emang lo gg ada matinya.,.
SATU VESPA BERJUTA SAUDARA

realafik said...

Baru kemarin ane buktiin.. pas ane jalan2 naik vespa.. anak2 kampung pada hormat vespa.. sebenernya dari mana mereka bisa punya kebiasaan kayak gitu? hehehehe...

Mahatma said...

gak tau juga gan, mesti dari tipi tipi hehehe...

Unknown said...

asik...
vespa... asololey..

Mahatma said...

@offtake Tandes: pake vespa jugak? sip sip

Unknown said...

@HeruLS : karna kamu bukan anak scooterist.

@realafik : karena vespa juga merupakan titisan dari bung karno.

www.makemak.com said...

Vespa emang assoooyyyy... :D

Unknown said...

Salam uik uik...

salam kenal
Terima kasih atas infonya,sangat bermanfaat sekali.
Dealer TOA
TOA
TOA Jogja
Dealer TOA
Wireless portable
TOA Jogja
Bel Sekolah Otomatis
TOA Jogja
Bel Sekolah Otomatis
Sirine
Sirine Patwal
Sirine Polisi
Sirine
Strobo
Klakson telolet
Klakson terompet
Batu Permata
Batu Permata Murah
Batu Permata Jogja

Unknown said...

Salam uik uik...

salam kenal
Terima kasih atas infonya,sangat bermanfaat sekali.
Dealer TOA
TOA
TOA Jogja
Dealer TOA
Wireless portable
TOA Jogja
Bel Sekolah Otomatis
TOA Jogja
Bel Sekolah Otomatis
Sirine
Sirine Patwal
Sirine Polisi
Sirine
Strobo
Klakson telolet
Klakson terompet
Batu Permata
Batu Permata Murah
Batu Permata Jogja

Post a Comment

Silahkan berkomentar bila ada reaksi setelah membaca tulisan di atas.
Terimakasih.

Powered by Blogger.