July 13, 2008

solo baru


Setelah satu bulan tinggal di SOLO, aku menyempatkan pergi ke SOLO BARU.

Hal ini bukan sekedar usaha untuk mengucapkan kata "solo" dengan benar dalam kosakata SOLO BARU. Entah di SOLO atau SOLO BARU, tidak ada perubahan dan perbantahan tentang pengucapan kata tersebut. Padahal aku berharap ada juga perbedaan pengucapan karena ada kebaruan dalam penamaan SOLOnya.

Suasana di SOLO BARU  kugambarakan seperti  suasana Kelapa Gading, Jakarta versi sepi. Hari ini Malam Minggu, namun di sini tetap saja sepi. Malam minggu biasanya mengundang banyak orang untuk keluar rumah dan hadir di jalan-jalan. Aku masih sering bertanya, setelah 4 tahun di Jakarta, mengapa jalan-jalan di SOLO terkesan sepi ? Di mana manusianya ? di rumah ? di HIK ? Belum terjawab sampai sekarang.

SOLO BARU adalah wilayah tipikal kota satelit yang maunya rapi, dengan bangunan baru dan terkesan modern serta terencana. Segala hal sudah disediakan sehingga ada nuansa "cukup diri" atau bisa mencukupi kebutuhan sendiri. Tidak perlu jauh pergi dari rumah bila ingin sesuatu. Cukup ke luar sebentar semua sudah tercukupi.

Inilah SOLO BARU. Pertanyaannya : Apanya yang SOLO ? Apanya yang BARU ? 


gambar dicatut dari : www.water-decor.com/qalfountain.htm

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan berkomentar bila ada reaksi setelah membaca tulisan di atas.
Terimakasih.

Powered by Blogger.