Setelah satu bulan tinggal di SOLO, aku menyempatkan pergi ke SOLO BARU.
Hal ini bukan sekedar usaha untuk mengucapkan kata "solo" dengan benar dalam kosakata SOLO BARU. Entah di SOLO atau SOLO BARU, tidak ada perubahan dan perbantahan tentang pengucapan kata tersebut. Padahal aku berharap ada juga perbedaan pengucapan karena ada kebaruan dalam penamaan SOLOnya.
Suasana di SOLO BARU kugambarakan seperti suasana Kelapa Gading, Jakarta versi sepi. Hari ini Malam Minggu, namun di sini tetap saja sepi. Malam minggu biasanya mengundang banyak orang untuk keluar rumah dan hadir di jalan-jalan. Aku masih sering bertanya, setelah 4 tahun di Jakarta, mengapa jalan-jalan di SOLO terkesan sepi ? Di mana manusianya ? di rumah ? di HIK ? Belum terjawab sampai sekarang.
SOLO BARU adalah wilayah tipikal kota satelit yang maunya rapi, dengan bangunan baru dan terkesan modern serta terencana. Segala hal sudah disediakan sehingga ada nuansa "cukup diri" atau bisa mencukupi kebutuhan sendiri. Tidak perlu jauh pergi dari rumah bila ingin sesuatu. Cukup ke luar sebentar semua sudah tercukupi.
Inilah SOLO BARU. Pertanyaannya : Apanya yang SOLO ? Apanya yang BARU ?
gambar dicatut dari : www.water-decor.com/qalfountain.htm
July 13, 2008
solo baru
Diposkan oleh Mahatma di Sunday, July 13, 2008
Label: SOLO
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Powered by Blogger.
Copyright © 2011 mahatmaberkata-kata
Designed by headsetoptions, Blogger Templates by Blog and Web
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan berkomentar bila ada reaksi setelah membaca tulisan di atas.
Terimakasih.