December 31, 2008

Kesuburan dan Candi CETHO


Perjalanan ke Candi Cetho menggugah sedikit rasa ingin tahu tentang manusia jawa dan kesuburan. Dengan apakah manusia jawa menggambarkan kesuburan ?

Mencermati patung dan relief di candi cetho, secara umum, nampak figur binatang seperti kura-kura, katak, gajah, kadal, ikan pari, dan ular. Beberapa orang mengatakan bahwa binatang tersebut adalah lambang kesuburan.

Selain kesuburan, binatang seperti kura-kura adalah lambang umur panjang, kehidupan serta penciptaan. Kesuburan memang berhubungan dengan penciptaan dan kehidupan. Tetapi, ini hanya salah satu interpretasiku semata. Setelah mencoba menilik ke beberapa sumber, ternyata gambar binatang tersebut adalah penanda tahun yaitu tahun SAKA 1373. Ini juga juga interpretasi lain.

Kembali ke kesuburan. Candi ini memang mempertontonkan kesuburan. Gambaran kesuburan ini nampak jelas dalam bentuk palus yang ditempatkan di dalam gubuk kecil di salah satu tingkat. Selain itu, nampak juga patung manusia jawa kuno laki-laki dan perempuan. Candi ini juga dipercaya sebagai tempat berdoa bagi orang yang ingin mendapatkan keturunan. Dengan berdoa di tempat ini, dipercaya, pasutri akan segera mendapatkan keturunan.

Perjalanan ke candi ini membangkitkan gairah purba manusia akan keturunan, kesuburan dan penciptaan. Hubungan manusia dengan dirinya, dengan sesama, keturuanan, alam dan Pencipta. Manusia berperan dalam penciptaan keturunan dalam persetubuhan. Nuansa hindu jawa sangat terasa. Suasana jawa nampak dari patung-patung manusia dan hewan yang sangat ordinari. Hal ini berbeda dengan gambaran hindu india dengan dewa-dewanya. Patung di sini adalah patung orang jawa biasa, dengan binatang di sekitar kehidupannya.

Suasana sepi, sejuk, pegunungan, tanaman, memberi nuansa pertanian. Aku merasakan candi ini adalah ekspresi iman petani jawa sederhana akan Keilahian atau Sang Penciptanya. Bentukan iman yang sederhana diungkapkan dalam kesuburan, dalam proses penciptaan. Ada kekuatan yang melebihi manusia yang berperan dalam setiap peristiwa hidup. Kekuatan itu yang dihargai, dihormati, disapa di candi ini. Di hadapan tindak semacam ini, aku tak bisa mengatakan bahwa ini adalah suatu penyembahan berhala. Aku malah merasakan adanya kejujuran iman akan pengakuan yang ilahi di sini.

Bentuk sederhana dari candi ini mengungkapkan kejujuran akan iman dan penyembahan. Di sini, Tuhan belum didefinisikan, belum bernama, tetapi disadari sebagai yang berperan dalam hidup manusia. Beberapa kata yang berhubungan di sini adalah kesuburan, persetubuhan, penciptaan, Pencipta, manusia, binatang, dan alam. Relasi antar kata dan makna tersirat dalam patung, relief, pondok serta tata bangunan candi ini.

Beranjak dari candi ini, bersama dengan para agamawan, aku akan bertanya kepada Tuhan : TUHAN APAKAH AGAMAMU ?

2 komentar:

Anonymous said...

Tuhan, apakah agamamu... aahaha, membayang2kan saja: Dia apakah sering berdoa di candi cetho, ya? haha, trus apa yang didoakan? (no offense, just random thought)

Mahatma said...

hahahaha.....di candi cetho, apa yang cetho ?

Post a Comment

Silahkan berkomentar bila ada reaksi setelah membaca tulisan di atas.
Terimakasih.

Powered by Blogger.