SENGSU adalah salah satu jenis makanan yang cukup digemari di SOLO. Hal ini terlihat dari tersebarnya penjual SENGSU di SOLO. SENGSU dengan segala variannya, yaitu sate jamu, rica, masak, goreng, bledek, nyemek, dll memiliki penggemar tersendiri. Orang SOLO sendiri, tidak semua akan menyebut makanan dengan varian di atas dengan sebutan SENGSU (tongSENG aSU. Sebagian akan menyebutnya Satu Jamu, RW atau wedhus balap. Bagi mereka yang asing dengan budaya jawa, perlu dijelaskan terlebih dahulu bahwa Asu (jawa) dalam bahasa Indonesia adalah Anjing. Penyebutan yang bervariasi tersebut, mungkin adalah eufemisme bagi penyebutan Asu. Maklum, Asu juga menjadi pisuhan (umpatan) yang cukup poluler di antara orang Jawa.
Salah satu warung yang cukup terkenal di SOLO adalah Warung Pemuda. Menu yang ditawarkan cukup beragam dan penyajiannya juga cukup baik. Bahkan terkesan terlalu bersih bagi sebagian penggemar SENGSU. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para pembelinya. Warung Pemuda memberi peluang pembeli dari segala lapisan, yaitu kaum tua, muda, besar, kecil, laki-laki, perempuan. Secara bisnis, warung ini menerapkan banyak strategi penjualan, salah satunya dengan mengedepankan keunikan dari makanan yang dijual. Banyak warung menyediakan masakan daging anjing, tetapi hanya warung pemuda yang menyajikan secara apik, bersih dan tidak harus menunggu lama. Namun begitu, tidak berarti Warung Pemuda menjadi tempat paling laris karena soal selera, tidak dapat diperdebatkan. Semua orang memiliki kesukaannya sendiri-sendiri. Tak heran, banyak warung SENGSU/SATE JAMU di SOLO dengan fanatisme penggemar masing-masing.
Hal yang menarik dari Warung SENGSU adalah diikutsertakannya gambar lingkaran dengan kepala anjing yang sedang menjulurkan lidahnya. Hal itu dilakukan sejak Pemkot SOLO mengharuskan setiap warung sengsu memasang gambar anjing di tendanya. Konon, menurut seorang teman, langkah Pemkot Solo ini, dipicu oleh banyaknya salah tafsir terhadap warung macam ini. Seperti diungkapkan di atas, selain SENGSU, banyak orang menyebut dan menulis SATE JAMU untuk warung yang menyediakan masakan daging anjing. Kata "SATE" dalam SATE JAMU membuat banyak orang di luar SOLO terkecoh dan mampir untuk membeli. Suatu kali, ada seorang ibu-ibu berjilbab masuk dan memesan satu porsi sate jamu. Tentu saja, kedatangan ibu ini membuat penjual agak risih dan kesulitan menjelaskan barang dagangannya, mengingat anjing adalah binatang yang diharamkan bagi umat muslim. Daripada mengundang banyak salah tafsir, Pemkot SOLO membuat peraturan bagi para penjual masakan daging anjing, yaitu dengan memasang gambar kepala anjing di tenda warungnya.
Kembali ke Warung SENGSU. Kehadiran Warung SENGSU di SOLO, secara terbuka ini, memberikan beberapa gambaran tentang masyarakat SOLO. Satu hal yang jelas adalah keterbukaan masyarakat SOLO terhadap makanan ini. Anjing adalah binatang yang haram menurut Islam. Munculnya banyak warung yang menjual masakan daging anjing, menggambarkan penerimaan warga SOLO terhadap keanekaragaman. SOLO tidak semata-mata menjadi milik satu agama. Hal ini yang tidak dapat ditemui di wilayah lain di Pulau Jawa ini. Pemahaman ini cukup aneh, mengingat bahwa SOLO terkenal sebagai kota bersumbu pendek, gampang meledak. Konflik horisontal mudah dipicu di Solo, demikian kesimpulan banyak pihak. Dengan demikian, nampak bahwa konflik horisontal berbasis agama di Solo kelihatan tidak terjadi di akar rumput. Masyarakat Solo tidak menolak adannya warung SENGSU. Ada harapan akan perubahan slogan bahwa Solo adalah Kota bersumbu pendek. Tanpa terburu-buru menyimpulkan, dapat diharapkan bahwa penerimaan ini menunjukkan arah keterbukaan masyarakat SOLO terhadap perbedaan, salah satunya perbedaan Agama. Kota SOLO dipahami bukan hanya milik satu agama. Sehingga, bila akhirnya muncul gerakan pengkotakan, hasil dari fanatisme berlebihan, pastilah tidak muncul dari akar rumput. Perbedaan tidak dipermasalahkan, yang menjadi masalah adalah pembedaan, pembeda-bedaan, pengkotak-kotakan.
Akhirnya, tambah lagi satu julukan untuk SOLO selain kota warisan budaya dunia, yaitu, SOLO kota SENGSU dunia !!!
Artikel teman tentang sengsu juga : Yakub Utama, BlontankPoer.
December 26, 2008
sengsu
Diposkan oleh Mahatma di Friday, December 26, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Powered by Blogger.
Copyright © 2011 mahatmaberkata-kata
Designed by headsetoptions, Blogger Templates by Blog and Web
19 komentar:
ter..
anjing tu lucu..
jangan dimakan to ya..
hehehe... itu namanya berita. (kalau anjing nggigit manusia, itu biasa...)
waks...fotone...backgroundnya..wakakka..
kaya yang di manahan aja
wah, si riwis iso ae, emang iki rak neng mburi manahan to
Beh,neng nggonku akeh asu yeng pengen nyate
berangkat ke TKP,
nggonamu daerah ngendi kang ?
Hehehe..bener bgeth tuh, bahkan kata mas ku yg non jg suka beli tuh..
tapi ak suka gak tega klo RW inget anjingku dulu..hiksss..
iya lan,
perlu dicoba dulu tuh !
fotone tak nggo biyen . . maaf ter .
Mangstap dah..
pernah ke Muntilan??
Cobain Sengsu Mbah Ung!!
salam sengsu mania
nderek matur Frater...wah refrensine Frater sing regane larang, yen pengin ngerti sing murah tur mak nyus ngajak aku Ter...dijamin napsu makan bertambah.
@ lek narto : hahaha....
kebetulan saja yang menyajikan menu cukup beragam di situ,
untuk tempat lain, setahu saya ada beberapa yang maknyus juga :
1. pak gundul
2. tenda biru sebelum bandara
3. depan INDOSAT/depan stasiun purwosari
lainnya mana lik ?
sing dodol Sengsu Pemuda rupane koyo Galuh....
galuh sopo ? berarti macho dong hehehe...
wong islam ojo mbadok badokan iki,nanti yn nekat nguntal badokan iki,mengko yen modar cangkemmu di kaploki
Yang perlu dicoba : Mburi pabrik SGM Frat... Mak nyuss lhow...
mangan asu cangken asu
@Dendy : belum pernah nih, belakang SGM yang mana ya ? hehehe..
kayak gak ada makanan lain aja.. anjing itu hewan peliharaan bkn tuk dimakan.hadeuh
Post a Comment
Silahkan berkomentar bila ada reaksi setelah membaca tulisan di atas.
Terimakasih.