January 18, 2009

SLANK dan SOLO





Setelah hujan deras mengguyur kota solo, aku bangun "aras-arasen" dan teringat janji. aku mau nonton konser SLANK. Teman yang tak ajak ternyata tidak tahu apa itu SLANK. ketika aku menyebutkan SLANK, nama STINK malah yang diingat. memang beda angkatan, beda selera musik hahaha.....

Berangkat ke alun-alun utara SOLO dengan segar, setelah mandi, ditambah suasana setelah hujan, perjalanan menyenangkan. masuk ke alun-alun utara k.l jam 19.00. masih lengang. lalu-lintas masih lancar, meski sudah banyak yang siap-siap nonton di pinggir jalan. ternyata lapangan di tengah becek, sisa hujan siang tadi, aku berpikir-pikir, apakah memang harus becek demi menonton SLANK ? emoh ah...

Eh, ternyata, setelah diajak mencari jalan kering, aku malah terperosok dan akhirnya kaki belepotan kena lumpur. so..no retret no surender. jalan sudah dibuka, tinggal masuk. aku masuk ke konser SLANK dengan kaki belepotan, dan sandal dijinjing.

Konser ini dimulai dengan KOIL, band indie dari Bandung, disusul ANdra n the backbone, lalu ditutup dengan penampilan SLANK in Orchestra.

Menarik mencermati polah tingkah anak, semua dandan khas, baju hitam, atau minimal gelap dengan sablonan kebanyakan bertuliskan SLANK, atau grup fans SLANK, tak lupa atribut wajib, sepatu. selain itu, beberapa juga membawa bendera dan tongkatnya (jelas sembunyi-sembunyi, karena tongkat tidak boleh dibawa). Ketika sound system mulai mengeluarkan bunyi-bunyian dengan beat yang cepat dan menghentak, semua penonton terhipnotis dan mengikuti irama tersebut. seperti tersihir, atau kesurupan ringan. semua ikut bergoyang, mengikti lagu. untuk KOIL, kelihatan bahwa tak banyak yang mendengarkan lagunya. kebanyakan tertarik dengan musik KOIL yang bersifat memancing jojing. mungkin ini strategi pemanasan untuk masuknya band utama, SLANK.

Lamanya menunggu munculnya performa dari artis-artis, anak muda yang berdiri di depan mulai melakukan sesuatu, kegiatan mengolok-oloh salah satu anak, berteriak dan menciptakan keramaian. Suasana mulai agak panas sampai pembawa acara muncul dan memberi pengertian serta ajakan dengan cara yang  cool abis.

Melihat lagi anak-anak yang tersihir itu, aku tertarik dengan ungkatan temanku "ada berapa ribu orangtua yang harus berdebat dengan anak untuk memberi ijin menonton konser ini ? " Pertanyaan itu mengelitikku. Iya-ya. anak seusia itu masih tergantung dengan ortu dalam hal finansial. Pasti juga ada perdebatan malam mingguan dalam penentuan uang saku. Semua orangtua pasti mengingikan anaknya aman, dan berhasil.

Akhirnya aku memang berhasil dan selamat sampai selesai konser tapi karena lapangan becek, terlihat jelas bagaimana kaki dan alas kaki kotor tanah. Celana dan beberapa baju  terkena cipratannya. Pasti sampai di rumah, kembali lagi, mereka akan kena marah ortu, dipertanyakan dll. hehehe...beberapa anak mencoba membersihkan diri di pancuran di belakang patung Slamet Riyadi.

Sebagai orang muda yang mulai berumur, aku masuk lagi situasi anak muda, belajar bahasa anak muda untuk mendampingi orang muda. Inilah bahasa anak muda. Musik bukan satu-satunya bahasa anak muda, tetapi malam ini, musik membuktikan bahwa ia adalah salah satu bahasa anak muda yang paling mengena.

6 komentar:

Anonymous said...

salam plur...slankers

Anonymous said...

Saya gak seneng Slank (versi sekarang), tapi lebih seneng Koil. Sayangnya saat itu saya gak bisa hadir :(

Anonymous said...

kmaren aq juga nonton
:)

masiqbal said...

ga ikut nonton aq...

Mahatma said...

iqbal, salam balik,
suka lagu apaan ?

Unknown said...

Hehe
aku juga nonton. tapi pas Koil doank. setelah Koil selesai, aku pun keluar dari kerumunan.. :D

Post a Comment

Silahkan berkomentar bila ada reaksi setelah membaca tulisan di atas.
Terimakasih.

Powered by Blogger.