February 19, 2009

ketekunan cinta


kusebut ketekunan cinta bagi judul film ini. Constant Gardener bukanlah cerita tentang tukang kebun, maupun penjaga kebun anggur atau apapun yang berhubungan dengan kebun. Sang Tokoh Utama kebetulan sekali memiliki hobi berkebun. itu saja titik. tanpa sedikitpun berbicara tentang taman dan perawatannya, film ini berjalan dengan alur yang sulit ditebak. penempatan beberapa adegan yang sama di awal, tengah, akhir, memberi penjelasan sedikit demi sedikit kepada penonton. solusi konflik tidak segera nampak. penceritaan tokohpun diberitakan dengan hemat, sedikit demi sedikit, dengan ketekunan tertentu. posisi kamera di film juga khas, semi dokumenter, tanpa tripod saat merekam dialog antar manusia.

tentu saja, ketekunan seorang pehobi taman inilah yang diperlukan untuk menikmati film ini. ketekunan adalah tema sekaligus cara yang paling tepat untuk menikmati film ini. cinta yang dikhianati dan dipermainkan, lama-lama bersemi (terminologi tanaman) dan menghasilkan kekuatan yang lebih besar daripada sebelumnya. kekuatan itu muncul dalam ketekunan "mencabuti" (sekali lagi vocab taman) fakta-fakta kematian sang istri. ketekunan ini sampai pada akhirnya bahwa rumah cinta adalah pasangannya. rumah cinta dan kehidupan berujung pada satu hal. hal itu adalah sang kekasih. ketika cinta sudah menemukan rumahnya, tak ada lagi keraguan. tentu saja, perlu ketekunan cinta untuk menemukan rumah cinta.

sebagai cara, ketekunan dibutuhkan juga oleh penonton untuk merangkai cerita yang dikisahkan dengan alur maju-mundur.

***

sang penyair akan bergegas menarik bulu penanya,
tidak untuk menuliskan sajak bagi sang cinta,
namun untuk menunggu kelanjutan episode cinta,
karena, sang cinta sudah menemukan rumahnya...

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan berkomentar bila ada reaksi setelah membaca tulisan di atas.
Terimakasih.

Powered by Blogger.