February 25, 2009

setelah launching ?


Pertanyaan yang muncul setelah hingar bingar acara launching adalah, trus ngapa ? Apakah yang mempersatukan Bengawan? Komunitas yang sangat cair ini disatukan oleh kepemilikan blog dan keterikatan kota. Siapapun dengan latar belakang apapun, asal punya blog dan memiliki keterikatan dengan kota Solo boleh masuk.

Kembali lagi, ini benar-benar komunitas kategorial. Ada sedikit "bau" teritorial, tetapi tidak mutlak. Ciri komunitas yang terbantuk karena kesuburan arus informasi ini, mulai mempertanyakan dirinya setelah mulai sedikit diformalkan alias dilaunching. Ciri komunitas semacam ini sebenaranya ingin keluar dari tipikal komunitas atau organisasi militan yang disatukan dengan suatu visi tertentu. Sifat cair dari komunitas ini, secara paradoksal malah dengan sengaja diformalkan. Launching atau pembentukan komunitas, tentu membutuhkan pranata seperti pengurus, administrasi, logo, lambang, dan bahkan bisa jatuh kepada birokrasi. Padahal hal semacam itulah yang sebenarnya sedang ditolak (entah disadari entah tidak).

Arah dari komunitas semacam ini memang kesatuan ke dalam, tetapi bila tidak hati-hati akan asyik pada dirinya sendiri dan lupa bahwa realitas di sekitarnya butuh bantuannya. Walau tiap orang bisa memiliki beragam motif bergabung, komunitas macam ini muncul dari ketidakberanian manusia untuk memeluk sepi. Hal ini nampak jelas dari kesan pada waktu launching. Setiap komunitas tetap terpaku pada komunitasnya dan tidak cepat membaur. Sifat manusia yang jelas terlihat di sini adalah sifat bergerombol, ada dalam kerumunan. Ke-AKU-an diafirmasi dalam kebersamaan, dan yang lain adalah liyan. Lebih parah lagi, saat merasa bahwa komunitas ini adalah golongan elit manusia yang sudah melek informasi, padahal hal ini adalah celah untuk bisa berbuat lebih bagi orang lain. Dua program yang sudah keluar adalah pengumpulan buku dan pusat informasi banjir (viva bengawan !!)

Secara khusus, membahas launching, hal yang paling menarik adalah cara Walikota, JOKOWI, menarik perhatian warganya demi suksesnya program yang ia buat. Cara yang dibuat sangat manusiawi, yaitu "nguwongke" setiap warga sehingga semua didengarkan dan dirangkul. Tiap kali akan mengadakan program, pendekatan dilakukan dengan makan bersama. Hal itu dirasa berdampak positif. Bahkan, bengawanpun dirangkul dengan cara yang sama yaitu diberi makan dan difasilitasi tempat launching. Tujuannya jelas, Solo ingin disebarluaskan, diwartakan dan diperkenalkan. Dan memang sudah selayaknya.

Pertanyaannya : Apakah BENGAWAN kemudian akan dengan mudah menjadi "juru penerang" bagi program kota SOLO ? bukankah sudah banyak media yang melakukannya dengan cara yang murahan ? memuja-muja, memuji-muji ?

Bukankah Walikota dan pemerintah kota akan lebih senang bila yang muncul adalah kritik dan saran baginya ? Ingat kata teman kita Tukul Arwana bahwa pujian adalah ilusi, kita perlu hati-hati. Bengawan bisa banyak berbuat untuk Solo bila bisa memberikan masukan dan kritikan daripada puja-puji.

***

Gema euforia launching masih bergetar, semangat untuk berkumpul dan berbuat sesuatu sedang menggema, semoga tidak memudar menjadi suatu antiklimaks yang melemahkan tetapi menjadi suatu happy beginning untuk kegiatan yang lebih membangun....

{gambar diambil dari http://bengawan.org/wp-content/uploads/2009/02/launching2.jpg}

7 komentar:

Anonymous said...

Wuih, postingane jeruuuu!
Pikiran kita di postingan mirip sebenarnya, tapi punya sampeyan lebih mendalam dan mengena di hati. Memaksa kita untuk berkaca: ameh ngopo?

Salam buat wadam2, anak didik sampeyan itu :D

Anonymous said...

Mumpung lagi anget2e ayo ndang digiyakke .. ben semangate ojo nganti ngedrop...

Mahatma said...

salam buat anak2 terpaksa belum disampaikan,sedang praktek bengkel sampai jam 10 malem je. ....
setuju ma mas panjoelll...ayo digiat2ke...

Unknown said...

iya cara nguwongke dengan ngajak makan terus dibuang. sampean semua waktu louncing diajak makan juga nggak. kalau iya tinggal tunggu waktu aja tuh buat digusur

Mahatma said...

yak betul...tinggal tunggu digusur...kuat2tan nunggu.

eko prasetyo said...

mas aku seng pakai kaos neng mburi putih kae lho :D

Mahatma said...

tapi dah dapat kaos khan sekarang ? he2...

Post a Comment

Silahkan berkomentar bila ada reaksi setelah membaca tulisan di atas.
Terimakasih.

Powered by Blogger.