April 17, 2009

HUMANI(ORA) : Sebuah Romantisme Kaum Puritan ? (refleksi seorang guru)

HUMANI(ORA) : Sebuah Romantisme Kaum Puritan ?
(refleksi seorang guru)

Beberapa waktu yang lalu, seorang teman baru, mengirimkan pesan via Facebook, Gimana kabar kolese Mikael? Butuh pendidikan human skill dan olah rohani. Kehidupan di sana selalu dekat dgn benar - salah, ukuran masuk atau blong dan suasana pendidikan yg ketat. Kawan tadi adalah lulusan Kolese Mikael.

Siapa yang pernah mencicipi pendidikan di Kolese Mikael pasti tak asing lagi dengan kata blong, ukuran masuk, kompen, jam plus, minus dan lembur. Istilah tersebut khas Kolese ini dan tidak dimiliki oleh Kolese lain. Kumpulan istilah itu mau menunjukkan realitas yang sama yaitu suatu kesalahan dan sanksinya. Dan yang lebih khas lagi, istilah tersebut muncul di Bengkel latihan kerja.

Kegiatan di bengkel memang mendapat porsi yang lebih besar di Kolese ini. Praktek kerja di Bengkel, bahkan, di ATMI mencapai 70 persen dari total kegiatan perkuliahan. Dari porsi tersebut, nampak jelas ke mana pendidikan di Kolese ini berpihak. Kemampuan yang ingin dikembangkan adalah kemampuan praktis operasional yaitu mampu mengoperasikan mesin. Pilihan model pendidikan semacam ini mengundang pertanyaan tentang konsep manusia ideal bagi pendidikan terutama di Kolese ini.
(.....tulisan lengkap di majalah ANIMUS, segera terbit)

1 komentar:

Wong Sangar said...

wah, promosi ki ceritane???

Post a Comment

Silahkan berkomentar bila ada reaksi setelah membaca tulisan di atas.
Terimakasih.

Powered by Blogger.