May 13, 2009

To be Man and Woman with and for others: a) Dare to be loved


Perjalanan manusia akan sampai pada suatu titik ketika ia mempertanyakan apa yang dapat ia lakukan untuk orang lain. Orang dapat saja berjalan ke sana ke mari untuk mengaktualkan diri, membuat sesuatu yang mungkin menjadi terjadi. Atau berjalan menemukan siapa dirinya yang sesungguhnya. Dalam perjalanannya, entah sesudah aktualisasi terjadi, entah belum, akan sampailah manusia pada titik mempertanyakan kontribusinya pada orang lain, pada lingkungannya, pada dunia. Di titik inilah semangat “to be man and woman with and for others” menempatkan diri.

Sebagai suatu sprititulitas yang ditawarkan bagi kita semua, semangat ini tidak memaksa. Ia hadir bersama kehendak kita. Apa yang dimaksud dengan “to be man and woman with and for others” ? Kita dapat masuk dengan kata menjadi manusia bagi yang lain. Ada suatu gerak ke luar dari diri. Di sini, diandaikan, tak ada lagi masalah dengan diri, walalupun ada, tidak dijadikan fokus. Semangat ini mengantar kita untuk melihat dengan mata yang lebih lebar tentang apa yang dapat kita lakukan untuk “ the others”.

Siapakah “the others” ? secara umum dikatakan bahwa "the others" adalah sesama kita, orang di sekitar kita, saudara kita, orang yang kita kenal maupun yang tidak kenal, orang yang dekat dengan kita maupun yang jauh dengan kita. Bila cakupan “the others” kita perluas, akan segera muncul makhluk hidup lain seperti binatang dan tumbuhan. Di situ menyangkut makhluk hidup yang besar, menyerupai manusia, maupun makhluk hidup yang mikroskopis, yang tak terlihat oleh mata telanjang. Lebih luas lagi, saat kita melihat lingkungan sekitar kita, unsur-unsur alam penunjang kehidupan, dapat kita lihat sebagai the others. Kesimpulannya, "the others" adalah cakupan yang sangat luas, menyangkut human dan nonhuman, menyangkut seluruh ekosistem di bumi ini, bahkan benda angkasa.

Walaupun semua itu adalah the others, akantetapi, implementasi semangat “to be man and woman for and with others” mendapatkan bentuk yang lebih kuat dalam relasi dengan manusia lain. Beberapa orang merasakan bahwa relasi dengan makhluk hidup lain juga memberikan feedback yang afirmatif. Walaupun ada, relasi dengan lingkungan, tidak dengan mudah memberikan feedback positif terhadap manusia.

Menjadi manusia bagi manusia lain adalah semangat yang umum diungkapkan sebaga semangat Ignatian. Spirit ini mulai bergema dari Latihan Rohani. Dalam Latihan Rohani, seorang retretan diajak untuk menyadari bahwa ia dicintai walau ia berdosa. Cinta yang diberikan dengan Cuma-Cuma itu menuntut untuk disebarkan kepada orang lain. Oleh karena itu, syarat dari semangat ini adalah perasaan dicintai. Oleh karena itu, mulai latihan ini, saya mengajak untuk melihat seberapa besar cinta yang telah diberikan oleh manusia di sekitarku, atau alam di sekitarku. Rasakan cinta yang diberikan oleh "the Others". Rasakan segala macam cinta yang sebelumnya hanya anda andaikan begitu saja, bukalah diri anda lebar-lebar. Cinta itu sudah ada di sana, di sini, sekarang ! Rasakan seberapa besar anda dicintai ! Siapa saja yang mencintai Anda, dalam hal apa saja, kapan saja ? Anda layak dicintai ! I dare to be loved.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan berkomentar bila ada reaksi setelah membaca tulisan di atas.
Terimakasih.

Powered by Blogger.