July 07, 2009

Komunitas : Sarana atau Tujuan ?

Baru saja seorang kawan berucap,"mas, aku gak menemukan apa yang kubayangkan dalam komunitas ini. Bayanganku, aku akan menemukan banyak penulis-penulis jempolan. Ternyata tidak."
Ungkapan tersebut segera membawaku pada pengalaman memasuki berbagai macam komunitas, apapun itu bentuknya. Mudahnya adalah melihat semua itu sebagai suatu harapan dan kenyataan. Kedewasaan manusia diukur dari seberapa tinggi derajat kelenturan melihat realitas yang tidak selamanya sesuai dengan harapan. Bahkan, secara ekstrem dikatakan oleh Albert Camus bahwa kekecewaan bersumberkan harapan. Bila tak mau kecewa, janganlah berharap. Padahal harapan adalah sumber kekuatan dalam kehidupan seseorang.

Kembali ke komentar di atas. Tidak semata dapat dimasuki dengan nasehat klise semacam itu. AKu tergerak untuk melihat kembali komunitas dan tujuanya. Dalam cara pandang yang selalu mencari tujuan dalam tiap kegiatan, aku menyimpulkan bahwa setiap komunitas perlu memiliki tujuan bersama yang dipahami oleh setiap anggota. Adanya tujuan bersama yang diamini oleh setiap orang akan membawa kelanjutan atau eksistensi dari suatu kelompok. Hal ini sudah dibuktikan oleh komunitas yang disebut negara.

Ketidaktahuan akan tujuan dapat membuat orang kehilangan semangat dan hilangnya harapan. Tujuan suatu kelompok itu membawa perubahan dalam tiap anggota. Apakah komunitas itu menjadi tujuan pada dirinya sendiri atau menjadi sarana demi suatu tujuan lain ? Aku melihat contoh Komunitas Blogger Bengawan sebagai contoh. Kelihatannya, Komunitas bukan hanya menjadi sarana, tetapi juga menjadi tujuan. Artinya, tiap anggota merasakan perlunya kehadiran anggota yang lain, sekedar hadir menjadi teman untuk menjalin relasi dalam komunitas itu sendiri. Sampai batas itu, Komunitas Bengawan menjadi tujuan bagi orang-orang kesepian yang kesulitan mencari teman.

Di sisi lain, dapat juga komunitas menjadi sarana bagi tujuan tertentu. Sebagai sarana, komunitas bukanlah hal yang dituju. Misalnya Blogger Bengawan adalah sarana bagi blogger untuk bertemu, berbagi info, dll. Dalam prakteknya, kelompok yang menjadi tujuan bagi berdirinya, berpeluang untuk menghasilkan kebosanan dalam diri anggota karena tidak menghasilkan apapun sebagai kelompok. Di sisi lain, kelompok semacam ini dapat memberikan kehangatan dalam tempo yang relatif lebih cepat.

Teman yang sharing di awal tulisan ini, pastilah memiliki gambaran dan harapan tentang komunitas baru yang ia masuki. Gambaran tersebut seringkali tak terungkap. Anggota lain dalam kelompoknya, bisa jadi memiliki gambaran yang lain lagi tentang kelompok itu. Menurutku, perlu dilihat kembali, untuk apa suatu komunitas itu didirikan. Dengan merujuk kembali ke semangat asli, tujuan dapat dijadikan pedoman dan semangat.

Di sini, nampak satu perdebatan tentang perlunya pemimpin dalam suatu kelompok atau tidak. Menurut saya, pemimpin itu diperlukan, hanya saja perannya tidak mutlak. Artinya, sistemlah yang bekerja. Ganti pemimpin, sistem terus bekerja. Pemimpin berperan sebagai pengawal tujuan besar dari pendiri. Pemimpin yang terlalu dominan malah menghasilkan suatu kelompok yang sulit untuk stabil sebagai kelomppok. Dengan kata lain, sisi kharisma pemimpin dapat memperkecil porsi kerja sistem. Pergantian pemimpin tidak merubah segalanya. Pemimpin perlu tetapi tidak segalanya. Bila terpaksa, sistem yang lebih bekerja.

Kembali ke pertanyaan tentang komunitas sebagai sarana atau tujuan, saya berpendapat bahwa komunitas itu keduanya, baik sebagai Tujuan bagi dirinya sendiri atau juga menjadi sarana bagi tercapainya tujuan lain.
gambar diculik dari : http://penjurian.blog.telkomspeedy.com/2009/01/13/

3 komentar:

indrahuazu said...

aim...aim...

Mas Mursid said...

Woh...jangan salah..bengawan punya banyak penulis jempolan..cuman sekarang jarang kopdar coz sibuk,..
Tuh ada Mas Blonthank, Mas Harris Rumahmimpi, mas Ilham Choirul Anwar, spo meneh yo? lali..

Mahatma said...

hahaha...bener2,temenku itu perlu dipertemukan sama mereka !!

Post a Comment

Silahkan berkomentar bila ada reaksi setelah membaca tulisan di atas.
Terimakasih.

Powered by Blogger.