January 05, 2013

Awas virus BISU !

Antri Nonton Bioskop (Sumber Gambar )

Saya termasuk penyuka film dan penonton bioskop. Salah satu ritual yang harus saya lakukan adalah mengantri tiket bioskop. Di Empire XXI Yogya, biasanya pintu masuk dibuka pada pukul 11.00, pembelian tiket dilayani mulai pukul 11.30 sedangkan film pertama mulai pada pukul 12.00. Yang terjadi adalah sejak sebelum dibuka, biasanya orang sudah mengantri untuk mendapatkan tiket yang sesuai dengan jam yang diinginkan hari itu dan tempat duduk yang nyaman. Karena tidak punya tabungan uang di XXI (MTIX), saya selalu ikut mengantri.


Setiap kali mengantri, saya selalu memperhatikan bahwa ternyata banyak orang bisu. PERTAMA, ketika antrian menjadi panjang dan membentuk suatu pembatas, biasanya ada suatu bagian akses jalan yang tertutup.  Biasanya orang yang tidak ikut mengantri, atau sudah selesai mengantri perlu menggunakan jalan tersebut. Mereka biasanya langsung saja memutus antrian tersebut untuk mendapatkan jalan, tanpa berkomunikasi suara maupun wajah. Jadi, tidak ada permisi, tidak ada suara, bahkan tidak ada tatapan wajah dengan ekspresi tertentu.

Sebagai pengantri  saya selalu protes, mengapa tidak bilang permisi ? saya sering sengaja tidak memberi jalan bagi mereka yang mau menerobos semata untuk membuka mulut mereka agar keluar suara. Halnya sederhana, namun ini cukup mengganggu saya. Mengapa banyak orang bisu ? Apakah sudah tidak bisa berbicara dan berkomunikasi langsung ?

KEDUA. Kebisuan kedua terjadi dalam antrian itu sendiri. Ketika memutuskan untuk mengantri, saya berarti memutuskan untuk menjadi orang bisu selama kurang lebih 45 menit sambil terlepas dari antrian.  Mengantri sendirian tanpa seseorang yang dikenal sebelumnya adalah suatu kebisuan karena kebanyakan pengantre yang lain juga menempatkan diri sebagai orang yang bisu. Hal itu ditambah dengan adanya smartphone yang membuat orang makin bisu. Adanya orang di depan , belakang dan sampingnya tidak dilihat sebagai manusia yang bisa berbicara,bisa berbunyi. 

Mungkin banyak orang lupa bahwa dirinya bisa berbicara, bisa berbunyi. Mungkin juga sebenarnya ada keingingan untuk berbicara, untuk berbunyi, untuk saling bersuara namun tidak terungkapkan karena sudah tertampung dengan peran bisu yang dimainkan setiap orang dengan begitu baik.  

Karena sering mengantri dan berperan sebagai orang bisu, dan saya tidak punya smartphone, saya memutuskan untuk berhenti berperan jadi orang bisu. Saya tanya depan dan belakang saya tentang film yang akan mereka tonton. Tidak selalu berhasil, kadang ada yang terlalu serius memainkan peran sebagai orang bisu, tapi banyak yang juga bosan dengan peran orang bisu ini. Biasanya, setelah 1-2 kali bertanya, orang yang saya tanya akan ganti bertanya dan muncullah percakapan. Peran bisu akan berubah menjadi peran kawan dan sesama pengantri dan penikmat film. Gampang sekali mengeluarkan suara dari para pemeran bisu ini yaitu ajak bicara tentang film, pasti nyambung.

Pengalaman bosan berperan sebagai orang bisu ini membuat saya yakin bahwa banyak orang merindukan hadirnya suara otentik dan asli dari orang asing di sekitarnya, tapi kadang sudah disituasikan untuk berperan sebagai orang bisu yang didukung dengan alat macam smartphone yang membuatnya makin bodoh dalam bersuara. 

Awas Virus Bisu!

4 komentar:

Unknown said...

permisi, numpang komentar ya :D
Ter Ndes, hape kita itu pintar kali *gak terima* :p
ya memang kadang lebih enak diem sih, daripada salah ngomong.. lagian kan aku orangnya pendiem ndes *kabur sebelum dijitak*
jadi inget dulu pas misa sendiri, di sebelah ada mbak-mbak, trus sebelum misa mulai diajak kenalan dan ngobrol :D

Mahatma said...

hehehe...ada yang gak terima nih...

HeruLS said...

Hahaha, menarik paman.
Aku juga suka menonton bioskop. Tapi, sayang gak punya anggaran, jadi ya sangat jarang.

Mahatma said...

sama, akupun seringnya dapat diajak oleh bebreapa rekan karena tahu aku suka nonton hehehe..

Post a Comment

Silahkan berkomentar bila ada reaksi setelah membaca tulisan di atas.
Terimakasih.

Powered by Blogger.